Tag: rspb

Februari 21, 2022

dr Rahmawati , Pembimbing: dr Rudy Mokodompit,Sp.PD, Sp.KL

Diabetes Mellitus merupakan penyakit sillent killer yang ditandai dengan peningkatan kadar glukosa darah dan kegagalan sekresi insulin atau penggunaan insulin dalam metabolisme yang tidak adekuat1. read more

Posted in Artikel by rspb | Tags:
Januari 21, 2019

E.S.W.L atau Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy adalah salah satu prosedur yang digunakan untuk menangani penyakit batu ginjal. Melalui ESWL, batu ginjal atau kumpulan senyawa mineral dan garam yang menumpuk di dalam ginjal bisa dibuang tanpa pembedahan (noninvasif).

ESWL menggunakan alat yang dapat memancarkan gelombang kejut. Gelombang kejut ini dikonsentrasikan di sekitar ginjal yang berguna untuk menghancurkan batu ginjal menjadi pecahan-pecahan yang lebih kecil sehingga dapat dikeluarkan bersama urine.

Prosedur ini cukup efektif di dalam menghancurkan batu ginjal dengan diameter kurang dari 2 cm. Pembuangan endapan kristal-kristal yang berdiameter lebih dari 2 cm akan disarankan melalui prosedur penanganan batu ginjal lainnya.

Indikasi ESWL

Seperti yang telah disebutkan di atas, prosedur ESWL digunakan untuk mengobati penyakit batu ginjal. Batu ginjal ditandai dengan urine yang mengandung senyawa mineral yang mengkristalisasi atau menumpuk di dalam ginjal. Tumpukan mineral ini umumnya terbentuk dari kalsium, amonia, asam urat, atau sistein.

Faktor-faktor yang meningkatkan risiko seseorang menderita batu ginjal adalah:

  • Rendahnya asupan cairan di dalam tubuh karena pola minum air yang kurang baik.
  • Diet yang keliru.Pola makan dengan mengonsumsi protein, garam, atau gula secara berlebihan.
  • Gangguan penyerapan air dan kalsium.Penyakit radang usus, diare kronis, dan riwayat operasi lambung dapat mengganggu proses penyerapan air dan kalsium. Kondisi ini berisiko meningkatkan pembentukan batu ginjal.
  • Riwayat kesehatan keluarga.Seseorang yang memiliki keluarga dengan riwayat batu ginjal berisiko menderita penyakit yang sama.
  • Kondisi lain,seperti hiperparatiroidisme dan infeksi saluran kemih.
  • read more

    Januari 17, 2019

    Halo sahabat…
    Karena tanggung jawab di kantor terkadang kita tidak sempat untuk mengantar orang tua atau keluarga kita bertemu dengan Dokter padahal sudah saatnya kontrol.
    RS Pertamina Balikpapan punya solusi untuk ini yaitu HOME VISITE.
    Home Visite adalah salah satu terobosan untuk mempermudah pelayanan dengan mendatangkan Dokter ke rumah sahabat..
    Untuk informasi lebih lengkapnya, sahabat dapat menghubungi HOME CARE (WA) di 0811-542-773
    #WeMakeThingsHappen

    Oktober 29, 2018

    Oleh : Boni Simanjuntak

    Kondisi dimana kadar asam urat dalam darah meningkat lebih dari 7,0 mg/dl pada pria dan pada wanita 6,0 mg/dl disebut dengan hiperurisemia. Hiperurisemia dapat terjadi akibat meningkatnya produksi asam urat dalam darah ataupun menurunnya pembuangan asam urat, atau kombinasi dari keduanya. Hiperurisemia adalah gangguan metabolisme yang mendasari terjadinya gout.

    Sekarang kita akan membahas tentang diet makanan yang cocok bagi kita yang memiliki kadar asam urat tinggi atau diatas normal. Pada penderita asam urat harus melakukan diet rendah purin, dimana mengkonsumsi tinggi purin menyebabkan terjadinya peningkatan kadar asam urat. Kadar purin dalam makanan normal dalam sehari bisa mencapai 600-1000 mg, dan diet rendah purin dibatasi hanya 120-150 mg purin dan tidak melebihi makanan dengan kandungan purin >150mg /100gr. Menurut kementrian kesehatan RI, Makanan dan minuman yang sebaiknya dihindari dan dapat dikonsumsi bagi penderita asam urat terbagi menjadi 3 kelompok, yaitu;

    1. Kelompok 1 (kandungan purin tinggi, 150-800 mg purin/ 100 gr bahan makanan)
  • Otak, hati, jantung, ginjal, jeroan, ekstrak daging/ kaldu, bebek, ikan sarden, makarel, remis, ham, sosis
  • Selain makanan, minuman yang mengandung soda dan alkohol
  • Kelompok makanan dan minuman ini sebaiknya dihindari.
  • read more

    Oktober 24, 2018

    Oleh: dr. Edric Chandra

    Apakah itu lemak darah?

    Lemak darah atau Trigliserida merupakan asam lemak yang dihasilkan tubuh dari berbagai rangkaian kimiawi berasal dari makanan yang berlemak dan dari berlebihnya energi atau kalori pada makanan yang kita konsumsi. Keberadaan trigliserida terkadang luput dari perhatian masyarakat padahal dampak dari gangguan kadar trigliserida ini juga dapat menyebabkan berbagai penyakit.

    Trigliserida sama dengan kolesterol?

    Banyak masyarakat yang masih bingung dengan lemak darah (trigliserida) dengan kolesterol, lemak darah (trigliserida) dan kolesterol sama-sama merupakan jenis lemak tubuh seperti halnya jenis minyak pada mobil, yaitu solar, bensin, oli, pelumas, dan sebagainya. Akan tetapi, fungsi dari keduanya berbeda dimana trigliserida akan diubah menjadi energi di dalam tubuh ketika diperlukan dan kolesterol akan berubah menjadi hormon yang digunakan oleh tubuh.

    Berapakah kadar trigliserida yang normal?

    Kadar trigliserida dapat diketahui dari pemeriksaan darah yang dilakukan di laboratorium dengan nilai sebagai berikut:

  • Rendah jika kadar dibawah 40 mg/dL
  • Normal jika kadar 40-150 mg/dL
  • Batas tinggi jika kadar diantara 150-199 mg/dL
  • Tinggi jika kadar diantara 200-499 mg/dL
  • Sangat tinggi jika kadar diatas 499 mg/dL
  • read more

    Oktober 18, 2018

    Oleh Dr. Moch. Naqsjahbandi, Sp.RM

    Seorang wanita memilih sepatu hak tinggi, memang terlihat jadi lebih modis, lebih seksi, lebih cantik,  enak untuk dipandang mata oleh siapapun. Dan karenanya tentu saja membuat rasa percaya diri untuk berpenampilan di depan umum semakin meningkat. Wanita  menggunakan sepatu hak tinggi bukan hanya  terlihat lebih jangkung dan semampai tetapi terlihat lebih modern siap menghadapi tantangan pekerjaan.

    Kesan yang dibentukpun saat seseorang menggunakan hak sepatu tinggi tentunya bukan untuk menuju ke pasar yang becek berlumpur atau ke jalan yang berlubang dengan banyak kerikil berserakan, tetapi kesan yang diciptakan mau ke kantor atau mau menghadiri undangan di hotel berbintang, atau jalan-jalan sekalian belanja ke mall atau supermarket yang tentu saja lantainya sudah di disain untuk tidak mudak terpeleset.

    Ditinjau dari segi kesehatan secara jangka panjang ternyata penggunaan sepatu hak tinggi yang terlalu lama tidak sehat untuk tubuh, karena menyebabkan nyeri di kaki terutama betis sampai ke pinggang bahkan ke punggung. Dan kurang baik untuk formasi deposit jat kapur (Calsium) di tulang kaki terutama di tumit (Os Calcaneus). Mengapa hal ini terjadi ?

    Kita bisa merujuk pada teori Fisiki tentang Hukum Tuas I (Lever of Arm I) disebutkan bahwa pada orang yang berdiri tegak, akan terjadi kesimbangan antara bidang berat, bidang tumpu dan bidang gaya (Force).  Dimana  normalnya bidang berat yang terutama dibebani oleh perut dan payudara letaknya di depan, bidang tumpu telapak kaki di tengah dan bidang gaya yang dikerjakan oleh betis  otot bokong dan otot punggung belakang bekerja bersamaan untuk menjaga seseorang berdiri tegak.

    Pada  seorang menggunakan hak sepatu tinggi maka akan terjadi perubahan keseimbangan, dimana bidang tumpunya semakin maju ke depan karena harus jinjit, sehingga bidang beratnya harus lebih mundur ke belakang, akibatnya otot betis, otot bokong dan otot punggung belakang harus bekerja lebih banyak lagi, karena bekerja ekstra ini penumpukan akibat kerja sel otot berupa asam laktat akan semakin lebih banyak lagi, hal ini bila terus menerus mengakibatkan otot mudah lelah dan nyeri otot berkepanjangan.

    Sedangkan kejadian pada formasi tulang kaki terutama tulang tumit (os calcaneus) juga mengalami perubahan. Seperti kita ketahui bahwa tulang akan mendeposit Calsium dengan baik bila mendapatkan penekanan yang berulang-ulang dengan kekuatan yang tidak tinggi. Contohnya adalah jalan pagi ½ jam setiap hari mengurangi resiko osteoporosis. Tetapi karena penekanan pada pengguna sepatu tinggi tidak lagi di tumit tapi lebih banyak di ujung kaki, sehingga merubah formasi Calsium di tumit pada penggunaan yang lama. Karena memang setelah usia 30 tahun kepadatan calsium di tubuh kita akan berkurang 1%/Tahun. Dan khusus untuk wanita menopause 3% / tahun kepadatannya Calsium tulangnya semakin berkurang.

    Saran kami kurangi pemakian sepatu hak tinggi, atau pakailah bila perlu saja. Karena memang tampil cantik itu perlu tapi sehat dan kualitas hidup baik juga perlu, karena kesehatan adalah karunia terbesar ke 2 setelah iman. Dan bila terlanjur sudah terasa sering nyeri di kaki baik di telapak kaki , betis, bokong atau pinggang. Kami unit Rehabilitasi Medik dan Fisioterpi RS. Pertamina Balikpapan memiliki modalitas dan pelayanan yang tepat untuk menanganinya karena kami memiliki modalitas yang cukup seperti Laser untuk mengurangi nyeri dan memepercepat perbaikan sel dan jaringan tuibuh yang mengalami kerusakan juga layanan akupunctur untuk mengurangi nyeri, menyeimbangkan energi tubuh, membantu relaksasi dan akhirnya  mempercepat perbaikan sel dan jaringan yang mengalami kerusakan. Selamat hidup sehat.

    Posted in Artikel by rspb | Tags: , , ,
    Oktober 15, 2018

    Oleh : dr. Primanto Tantiono

    Pembimbing : dr. Muhammad Iqbal, spJP

    Hipertensi merupakan salah satu penyakit paling sering yang diderita manusia dan merupakan faktor resiko utama terjadinya stroke, serangan jantung, penyakit pembuluh darah dan penyakit gagal ginjal. Walaupun telah dilakukan penelitian selama puluhan tahun, 90% penyebab hipertensi masih belum diketahui. Karena angka kesakitan dan kematian serta beban biaya yang tinggi, maka pencegahan dan pengobatan hipertensi merupakan tantangan yang dihadapi oleh kesehatan masyarakat.

    Diperkirakan hipertensi menyebabkan 7.5 juta kematian (12.8% dari seluruh penyebab kematian). Karena pertumbuhan penduduk yang pesat, jumlah penduduk dengan hipertensi yang tidak terkontrol mencapai 1 miliar orang pada tahun 2008. Data dari WHO pada tahun 2012 menunjukkan jumlah penderita hipertensi di dunia pada usia di atas 25 tahun adalah 29.2% pada pria dan 24.8% pada wanita.

    Jumlah penderita hipertensi di Indonesia cukup tinggi. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Rikesdas) tahun 2013 jumlah penderita hipertensi di Indonesia sekitar 25.8%, laki-laki 22.8% dan perempuan 28.8 %. Hampir separuh penderita hipertensi tidak mengetahui bahwa dirinya menderita hipertensi. Hipertensi merupakan faktor resiko penyakit yang menyebabkan kematian seperti stroke, penyakit jantung dan menjadi faktor resiko gagal ginjal.

    Seorang dikatakan mengidap hipertensi bila tekanan darah sistolik ≥ 130mmHg atau diastolik 80 mmHg.Berdasarkan penyebabnya, hipertensi dibagi menjadi hipertensi primer (esensial) dan hipertensi sekunder. Hipertensi primer merupakan hipertensi yang tidak disebabkan oleh penyakit lain atau penyebabnya  tidak diketahui sedangkan hipertensi sekunder disebabkan oleh penyakit lainnya seperti gangguan pada ginjal, pembuluh darah atau masalah endokrin (hormonal). Jumlah penderita hipertensi primer sebesar 90-95% dan hipertensi sekunder sebesar 2-10%.

    Hipertensi biasanya tidak bergejala dan terdeteksi secara tidak sengaja saat melakukan pemeriksaan rutin ( medical check up) atau saat telah terjadi komplikasi.Faktor resiko terjadinya hipertensi sering dikaitkan dengan gaya hidup dimana aktivitas fisik rendah, makanan cepat saji atau kalengan yang tinggi garam dan lemak , obesitas serta minum minuman beralkohol dan merokok. Faktor resiko lainnya termasuk riwayat hipertensi pada keluarga serta stress yang berkepanjangan.

    Penegakkan diagnosis hipertensi berdasarkan pengukuran tekanan darah menggunakan alat sphygmomanometer dan pasien dalam keadaan rileks dimana pengukuran tekanan darah dilakukan minimal 2 kali dan dihitung rata-ratanya, bila tekanan darah pasien tinggi pada saat kunjungan yang pertama disertai keluhan yang mengarah ke gangguan jantung maka dilakukan pemeriksan tambahan, untuk mencari penyebab atau kelainan, seperti rekam listrik jantung, foto dada atau ekokardiografi. Bila didapati kelainan pada jantung (pembesaran jantung atau tanda-tanda gagal jantung) maka pasien dapat dinyatakan menderita hipertensi. Pada pasien tanpa gejala dan tidak dilakukan pemeriksaan tambahan diharuskan kontrol dalam waktu < 1 bulan dari kunjungan pertama dan bila saat kunjungan kedua tekanan darah tetap tinggi maka dinyatakan menderita hipertensi.

    Hipertensi merupakan penyakit yang tidak dapat disembuhkan yang memerlukan pengobatan seumur hidup. Tujuan dari pengobatan hipertensi itu sendiri adalah mengkontrol tekanan darah agar tetap dalam batas normal dan mencegah komplikasi dari hipertensi yang dapat menurunkan kualitas hidup pasien serta biaya pengobatan yang lebih besar  harus dikeluarkan oleh penderita bila sudah timbul komplikasi.

    Komplikasi paling sering dari hipertensi adalah gagal ginjal, gagal jantung, serangan jantung dan stroke. Hipertensi juga memperberat penyakit jantung koroner.Pasien dengan hipertensi yang tidak diobati atau tidak terkontrol akan meningkatkan resiko terjadinya pengerasan pembuluh darah pada 30 % penderita dan mengakibatkan kerusakan organ pada 50% penderita dalam kurun waktu 8-10 tahun.

     

    Kematian akibat penyakit jantung koroner atau stroke meningkat seiring dengan peningkatkan tekanan darah. Setiap kenaikan tekanan darah sistolik sebesar 20 mmHg atau  diastolik 10 mmHg, angka kematian untuk penyakit jantung koroner dan stroke meningkat dua kali lipat.Pada penderita hipertensi yang disertai diabetes mellitus (kencing manis) akan terjadi peningkatkan resiko kematian sebesar 72 % dan peningkatkan kejadian penyakit jantung koroner sebesar 57 %.

    Untuk mencegah komplikasi hipertensi, segeralah periksa diri anda. Deteksi dini dapat mengurangi komplikasi yang terjadi agar kualitas hidup anda tetap optimal. Hipertensi tidak dapat disembuhkan namun dapat dikontrol. Cegah hipertensi dengan mengubah gaya hidup, yaitu penurunan berat badan pada penderita obesitas,  diet rendah garam dan rendah lemak, olahraga teratur selama 30menit 3-4x seminggu, gizi seimbang, menghindari alkohol, berhenti merokok.

    April 15, 2016

    TANGANI BANYAK KASUS: Khairuddin di ruang operasi milik RSPB.

    DOKTER Khairuddin, SpB menyambut kedatangan Kaltim Post dengan hangat, awal pekan lalu. Siang itu, di sela-sela kesibukannya, media ini mendapatkan kesempatan berbincang-bincang dengannya di Rumah Sakit Pertamina Balikpapan (RSPB). Pria berusia 49 itu mengajak koran ini melihat ruang operasi, tempat di mana biasa dia bekerja.

    Ia menjelaskan, secara general, dokter bedah umum harus menghadapi semua pasien dari berbagai macam penyakit yang memerlukan tindakan bedah. Mulai pasien usus buntu, hernia, tumor hingga hemoroid. “Paling sering yang termasuk bedah digestif, yaitu bedah yang berhubungan dengan perut,” tuturnya.

    Menurutnya, tantangan terbesar datang saat menghadapi pasien akibat kecelakaan. Contoh kasusnya, ketika pasien datang dengan pendarahan yang hebat dalam perut. Sebagai dokter, ia harus mencari tahu terlebih dahulu dari mana sumber pendarahan berasal.

    “Kesulitan kami harus mencari tahu apa yang terjadi dengan tubuh pasien. Operasinya pun emergency, tidak terencana. Sehingga tindakannya harus cepat agar pasien tidak kehabisan darah. Mungkin sekitar 30 menit operasi harus selesai,” jelas anggota Majelis Kehormatan Etik Kedokteran (MKEK) Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Balikpapan.

    Seperti salah satu kasus kecelakaan yang pernah ditangani olehnya, korban mengalami pendarahan hebat di perut akibat limpa yang pecah. “Jujur saja, saat itu tensi korban sudah drop yang artinya pompa jantung sudah lemah. Harapan itu mungkin sudah tipis. Namun, dengan kesigapan dan kecepatan, alhamdulillah kami berhasil menemukan sumber pendarahan dengan cepat,” ungkapnya.

    Khairuddin mengatakan, ia sering bertemu pasien dengan kasus yang berat dan tingkat kesembuhan yang kecil. Namun, mereka berhasil sembuh, karena semasa hidupnya, pasien adalah orang baik.

    “Mungkin orang lain merasa aneh, tapi bagi kami orang yang berada di dunia kedokteran, hal keajaiban seperti itu sering terjadi,” ungkap anak dari pasangan Abdul Kadir (almarhum) dan Fatimah, tersebut.

    Ia menambahkan, kasus-kasus yang diperkirakan sudah tidak mungkin sembuh, justru seperti mendapat bantuan dan mukjizat yang hebat. Sebab, ia meyakini di balik kekuatan medis, masih ada tangan Tuhan yang akan membantu pasien.

    Berdasarkan pengalamannya, medis itu hanyalah sebuah jalan. Tetapi, kekuatan terbesar tetap pada doa. “Saya terus ucapkan itu kepada orang-orang terdekat pasien, karena itu bisa memberikan efek yang luar biasa,” tuturnya. Dengan begitu, Khairuddin merasa lebih tenang selama proses operasi. Karena banyak dukungan yang diberikan kepada pasien melalui doa.

    Menurutnya, kesulitan menjadi seorang dokter bedah justru terletak dalam komunikasi. Bagaimana dirinya bisa menciptakan komunikasi dua arah antara dokter dan pasien. Sehingga tidak ada unsur pemaksaan jika pasien harus menjalani tindakan operasi. Sebab, terkadang istilah operasi masih terdengar menakutkan bagi pasien.

    Maka, ia berusaha mengedukasi pasien dan menumbuhkan rasa kepercayaan pasien padanya. “Harus punya waktu lebih dan mau menjelaskan kepada pasien tentang apa saja yang akan dilakukan, bagaimana proses dan risiko operasi harus disampaikan dengan jujur,” ungkapnya.

    Rasa kejujuran juga menjadi pesan penting yang diberikan almarhum sang ayah kepadanya. Jujur dalam hal apapun, termasuk jujur dengan pasien. Diskusikan tentang pilihan dan konsekuensi yang akan mereka alami.

    “Jadi, kejujuran adalah sebuah modal awal. Sekali kita berbohong, maka akan menciptakan rangkaian kebohongan lainnya. Saya pun tidak ingin suatu hari dituntut oleh pasien kalau saya tidak jujur,” tutur pengurus Palang Merah Indonesia Balikpapan itu.

    Jika menilik kisah perjalanannya sebagai dokter, Khairuddin merupakan mahasiswa lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada tahun 1993. Ia sempat menjadi dokter berstatus pegawai tidak tetap (PTT) di Long Iram, Kutai Barat selama empat tahun.

    Pria yang gemar futsal itu kemudian memutuskan melanjutkan sekolah di kampus yang sama dengan mengambil program spesialis bedah dan lulus tahun 2003. Ia menuturkan, dirinya memang tertantang masuk dunia kedokteran yang dekat dengan tindakan.

    Baginya, menjadi dokter spesialis bedah memiliki kepuasan tersendiri. “Karena kalau berhubungan dengan tindakan, hasil pengobatannya akan cepat terlihat. Jadi tahu apa pekerjaan yang dilakukan benar atau salah,” ungkapnya.

    Kali pertama, Khairuddin bertugas menjadi dokter bedah umum di RSUD AM Parikesit Tenggarong tahun 2003-2005. Namun, selama dua tahun kemudian, akhirnya dia memilih menjadi bagian dari RSPB. Niatnya memang karena ingin kembali dan mengabdi pada kota kelahirannya di Balikpapan.

    Selain menjadi dokter, ia juga memiliki kesibukan sebagai instruktur Advanced Trauma Life Support (ATLS). Khairuddin menjadi instruktur minimal enam kali dalam setahun. Karena berskala nasional, maka dia harus mengajar di berbagai kota di Indonesia.

    “Mengajarkan penanganan trauma, baik teori maupun praktik. Dengan mengajar, saya merasa senang karena seperti me-refresh ilmu,” ujar Sekretaris PC Perhimpunan Ahli Bedah Indonesia (PABI) Kaltim itu. (rom/k15)

    Posted in Artikel by admin | Tags: , ,
    April 23, 2014

    Menyerang Secepat Kilat, Ditandai Irama Pembawa Kematian.

    DARI 100 persen kematian karena penyakit jantung, STEMI mendominasi. Angkanya 35 persen. Jenis-jenis lain yang masuk tipe non-STEMI angkanya 65 persen.  STEMI adalah jenis serangan jantung akut karena pembuluh darah yang tiba-tiba buntu total. Penyebabnya, bagian otot jantung rusak permanen karena darah tidak dapat mengalir di seluruh pembuluh darah.

    Dokter Muhammad Iqbal SpJP menuturkan, saat pembuluh darah buntu artinya tak mendapatkan aliran darah. Padahal, darah berfungsi untuk membawa oksigen dan nutrisi yang menyuplai kelangsungan hidup otot-otot jantung. Apabila darah tersebut tidak dapat mengalir, otot-otot jantung akan mengalami kerusakan dan kematian. Jika otot jantung mati, maka terus berkembang dan dalam satu hari akan mencapai seluruh ketebalan dinding jantung.

    “Risiko meninggalnya (karena STEMI) tinggal melihat di mana lokasi sumbatannya. Jika sumbatannya terjadi di pangkal, itu membuat pembuluh darah lain tidak dapat aliran darah. Sehingga, risiko meninggal mendadaknya tinggi,” kata dokter spesialis jantung dan pembuluh darah Rumah Sakit Pertamina Balikpapan (RSPB) ini. Masih ada harapan jika sumbatan terjadi di bagian ujung pembuluh darah. Risiko meninggal secara mendadak lebih kecil. Ini karena pembuluh darah lainnya masih mendapatkan aliran darah.

    “Proses menyerangnya juga secepat kilat karena pembuluh darah tiba-tiba hilang dan aliran darah terputus. Biasanya terjadi sumbatan pada pangkal pembuluh darah. Semakin berbahaya jika timbul irama jantung tertentu yang terjadi dalam waktu dua jam setelah serangan jantung pertama,” jelasnya.

    Sebagai informasi, irama jantung atau aritmia termasuk kelainan. Yakni, kondisi di mana irama jantung tidak normal. Sering juga disebut sebagai kelainan denyut. Pasien bisa memiliki irama jantung yang terlalu cepat atau lambat. Perubahan irama pun terjadi secara tiba-tiba dan menyebabkan rasa sakit yang hebat seperti getaran jantung, pusing, sesak napas. Berbeda jika irama jantung berjalan dengan normal, maka tidak akan membuat seseorang kesakitan. Aritmia memang tidak begitu populer, namun risikonya juga dapat menyebabkan kematian. Bahkan penyakit ini juga dapat menyerang pada jantung normal.

    Iqbal mengatakan, STEMI menjadi faktor utama kematian di Indonesia karena beberapa penderita jantung koroner tidak menyadari mereka mengidap penyakit ini. Perbandingannya 50:50. Yakni, 50 persen dari total penderita menyadari mereka adalah pasien jantung, sehingga rutin kontrol dan melakukan langkah pencegahan lainnya. “Tetapi, 50 persen lagi tidak tahu bahwa sedang mengidap penyakit jantung. Mereka akan sadar, saat sudah kena serangan pertama. Ini yang membuat banyak orang bisa meninggal mendadak,” tutur dokter yang tinggal di Balikpapan Baru ini.

    Penyakit yang sering disebut angin duduk oleh orang awam itu, sering kali dipicu karena olahraga yang berlebihan hingga kelelahan. Sementara, faktor penyebab STEMI di antaranya merokok, diabetes mellitus, hipertensi, kadar kolesterol tinggi, kegemukan, dan keturunan. “Kasus yang terjadi ialah dalam tubuh pasien sudah terjadi penyempitan pembuluh darah tapi mereka tidak sadar. Kemudian, mereka melakukan aktivitas yang dapat memicu terjadinya sumbatan total pada pembuluh darah seperti kelelahan karena berolahraga itu,” ujarnya.

    Iqbal mengatakan, untuk mengetahui mana yang STEMI dan non-STEMI dapat terlihat dari keluhan pasien dan pemeriksaan rekam jantung yang disebut elektrokardiografi atau EKG. Biasanya penderita STEMI akan merasakan nyeri hebat di bagian dada selama 20 menit, mual, muntah, berkeringat, dan kesulitan bernapas.

    Sejauh ini, penanganan kepada penderita STEMI adalah pemberian obat pengencer darah kuat dan penghilang rasa sakit. “Ketika pasien akan datang secara mendadak langsung masuk ruang UGD. Saat itu yang kami lakukan pertama adalah pemberian obat terlebih dahulu,” jelasnya.

    Jika kondisi sudah mulai membaik, pasien akan langsung dibawa ke cath lab untuk menjalani pemasangan ring jantung secepatnya. Sebab, semakin cepat ring jantung dipasang maka akan semakin banyak otot jantung yang terselamatkan. “Kalau tidak bisa dipasangi ring jantung, kami akan menggunakan obat, yaitu streptokinase. Biayanya sekitar Rp 6 juta, obat ini untuk menghancurkan pembekuan darah,” ungkapnya.

    Dokter yang juga praktik di sejumlah rumah sakit di Kota Minyak ini menuturkan, setiap tahun jumlah penderita STEMI memang semakin meningkat. Ini disebabkan faktor pola hidup yang tidak baik. Sehingga, cara ampuh mengurangi penderita STEMI adalah dengan metode pencegahan.

    “Sosialisasi hidup sehat dengan rajin berolahraga seperti berjalan kaki, perhatikan pola makanan terutama mengurangi yang berlemak dan rutin kontrol ke dokter mulai dari usia 40 tahun ke atas,” ujarnya. (far/k15)

    Sumber : //kaltim.prokal.co

    Posted in Artikel by admin | Tags: , , , ,