Asma dan Penyakit Paru Obstruktif Kronik Serupa tapi Tak Sama

Januari 24, 2022

Oleh dr.Apriance Eveliana di bawah bimbingan dr.Subagyo Sp.P

Asma dan PPOK (Penyakit Paru Obstruktif Kronis) merupakan penyakit yang menyerang organ bagian paru. Keduanya menyebabkan penyempitan pada saluran pernapasan, sehingga menimbulkan gejala sesak napas. Meski terkesan sama, keduanya memiliki perbedaan yang perlu diketahui.

Pada penderita asma, sesak napas sering kali dipicu oleh alergen dan iritan, seperti polusi udara, perubahan cuaca, aktivitas fisik, hingga stres. Asma juga dipengaruhi karena adanya perubahan gen yang diturunkan dalam keluarga. Apabila salah satu atau kedua orangtua memiliki asma, maka anak akan berisiko untuk memiliki keluhan yang sama. Keluhan asma ini biasa muncul sejak penderita masih berusia anak-anak atau saat terpapar dengan faktor pemicu.

Pada PPOK berkaitan dengan faktor risiko dari paparan gas iritatif dalam jangka panjang, seperti merokok atau terpapar asap rokok (perokok pasif) atau polusi akibat paparan asap bahan bakar. PPOK biasanya dirasakan di usia paruh baya atau lanjut (>40 tahun).

Meski antara asma dan PPOK tidak sama, seseorang dapat mengalaminya pada waktu yang bersamaan. Kondisi ini disebut asthma-COPD overlap syndrome. Asma maupun PPOK dapat menyebabkan saluran pernapasan menyempit, sehingga keduanya dapat menyebabkan gejala sesak napas, batuk, dan menimbulkan suara mengi yang sering terdengar bunyi “ngik” saat sedang bernapas.

Meski memiliki gejala yang mirip, satu perbedaan besar antara keduanya adalah asma pada umumnya menyebabkan episode mengi dan rasa yang mengikat pada dada, sedangkan, gejala PPOK biasanya terjadi secara konstan, berupa sesak dan batuk yang disertai dahak.

Pada fasilitas kesehatan, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang dilakukan untuk membedakan asma dan PPOK.  Spirometri dilakukan untuk menegakkan diagnosis asma atau PPOK. Foto toraks dapat melihat gambaran kondisi paru serta apakah ada kemungkinan penyakit lainnya di paru. Selain itu mungkin juga dilakukan pemeriksaan tes analisis gas darah untuk mengukur kadar oksigen dan karbon dioksida dalam darah. Pada kasus berat, baik asma maupun PPOK, kadar karbon dioksida akan meningkat akibat menyempitnya saluran napas.

Adanya perbedaan kondisi asma dan PPOK membuat penanganan kedua penyakit tersebut juga berbeda. Kedua penyakit tersebut tidak ditangani dengan cara yang sama, sehingga diagnosis yang tepat adalah hal penting. Apabila diagnosis dari kedua penyakit tersebut tepat, maka penderita dapat memahami cara untuk mencegah dan mengontrol gejala, menurunkan frekuensi dan tingkat keparahan, sehingga status kesehatan dan toleransi untuk beraktivitas menjadi meningkat.

Jika mengalami sesak nafas dan atau batuk berdahak segera periksakan ke fasilitas kesehatan. Kenali pemicu serta gejala yang terjadi dan sampaikan kepada ahli medis agar mendapatkan penanganan dan pengobatan yang tepat.

Posted in Artikel, berita by rspb