Oleh: dr. Edric Chandra
Lemak darah atau Trigliserida merupakan asam lemak yang dihasilkan tubuh dari berbagai rangkaian kimiawi berasal dari makanan yang berlemak dan dari berlebihnya energi atau kalori pada makanan yang kita konsumsi. Keberadaan trigliserida terkadang luput dari perhatian masyarakat padahal dampak dari gangguan kadar trigliserida ini juga dapat menyebabkan berbagai penyakit.
Trigliserida sama dengan kolesterol?
Banyak masyarakat yang masih bingung dengan lemak darah (trigliserida) dengan kolesterol, lemak darah (trigliserida) dan kolesterol sama-sama merupakan jenis lemak tubuh seperti halnya jenis minyak pada mobil, yaitu solar, bensin, oli, pelumas, dan sebagainya. Akan tetapi, fungsi dari keduanya berbeda dimana trigliserida akan diubah menjadi energi di dalam tubuh ketika diperlukan dan kolesterol akan berubah menjadi hormon yang digunakan oleh tubuh.
Berapakah kadar trigliserida yang normal?
Kadar trigliserida dapat diketahui dari pemeriksaan darah yang dilakukan di laboratorium dengan nilai sebagai berikut:
- Rendah jika kadar dibawah 40 mg/dL
- Normal jika kadar 40-150 mg/dL
- Batas tinggi jika kadar diantara 150-199 mg/dL
- Tinggi jika kadar diantara 200-499 mg/dL
- Sangat tinggi jika kadar diatas 499 mg/dL
Peningkatan dari kadar trigliserida bisa menandakan berbagai hal seperti adanya konsumsi makanan yang karbohidrat tinggi dengan rendah protein, konsumsi alkohol berlebih, penyakit kencing manis (diabetes mellitus), infeksi pada pankreas, penyakit pengerasan hati (sirosis hati), gangguan pada ginjal, penurunan hormon gondok (hipotiroidisme), kematian otot jantung (infark miokardium), dan faktor keturunan (familial hyperlipoproteinemia). Selain itu, peningkatan dari kadar trigliserida juga dapat disebabkan oleh efek samping obat seperti penggunaan obat anti hipertensi (beta blocker), anti radang (kortikosteroid), pil KB, dan diuretik (thiazide).
Pada kadar yang terlalu tinggi (1000-2000 mg/dL) maka dapat menyebabkan nyeri pada ulu hati, dada ataupun punggung, mual, muntah, sesak nafas, bintik lemak di kulit (xanthoma), dan bintik lemak di mata (xanthelasma).
Di sisi lain, rendahnya dari kadar trigliserida menandakan adanya konsumsi makan dengan lemak rendah, gangguan dari penyerapan pada saluran pencernaan, penyakit paru obstruktif kronis, penyakit genetik (abetalipoproteinemia), peningkatan hormon gondok (hipertiroidisme), dan kematian jaringan otak (infark otak). Terdapat juga efek samping obat yang dapat menyebabkan penurunan dari kadar trigliserida yaitu vitamin B3 (niasin), vitamin C (asam askorbat), dan obat penurun kadar gula darah (metformin).
Bagaimana cara menjaga kadar trigliserida?
Dengan hidup yang sehat dan seimbang dapat menyeimbangkan kadar trigliserida, antara lain:
- Mengurangi makan berkalori tinggi yang umumnya terdapat pada makanan cepat saji
- Menghindari makanan dengan kadar gula dan karbohidrat yang tinggi
- Memilih lemak yang sehat seperti lemak omega-3 yang terdapat pada ikan
- Menghindari minuman beralkohol
- Olahraga yang teratur 30 menit per hari lebih dari 4 hari per minggu.
Apakah ada obat untuk gangguan pada kadar trigliserida?
Terdapat pengobatan jika kadar trigliserida berada pada nilai tertentu, akan tetapi semua pengobatan yang diberikan selalu bergantung pada kemampuan dan kondisi seseorang yang ditentukan oleh dokter.