Kategori: Artikel

Juli 25, 2021

Ditulis oleh : dr. Leviani Tan
Pembimbing Penulisan : dr. Subagyo, Sp. P

Berdasarkan surat edaran Wali Kota Balikpapan yang dikeluarkan 2 Januari 2020, bahwa setiap orang yang akan masuk ke kota Balikpapan wajib menunjukkan hasil pemeriksaan PCR dan yang terbaru adalah Rapid Test Antigen. Untuk sebagian besar masyarakat sudah mengetahui mengenai pemeriksaan PCR namun belum banyak yang mengerti pemeriksaan terbaru yaitu Rapid Test Antigen. read more

Posted in Artikel by rspb
Agustus 13, 2019
Posted in Artikel by rspb
Agustus 13, 2019
Posted in Artikel by rspb
Juli 29, 2019
Posted in Artikel by rspb
Juli 22, 2019
Posted in Artikel by rspb
Juli 15, 2019
Posted in Artikel by rspb
Januari 21, 2019

E.S.W.L atau Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy adalah salah satu prosedur yang digunakan untuk menangani penyakit batu ginjal. Melalui ESWL, batu ginjal atau kumpulan senyawa mineral dan garam yang menumpuk di dalam ginjal bisa dibuang tanpa pembedahan (noninvasif).

ESWL menggunakan alat yang dapat memancarkan gelombang kejut. Gelombang kejut ini dikonsentrasikan di sekitar ginjal yang berguna untuk menghancurkan batu ginjal menjadi pecahan-pecahan yang lebih kecil sehingga dapat dikeluarkan bersama urine.

Prosedur ini cukup efektif di dalam menghancurkan batu ginjal dengan diameter kurang dari 2 cm. Pembuangan endapan kristal-kristal yang berdiameter lebih dari 2 cm akan disarankan melalui prosedur penanganan batu ginjal lainnya.

Indikasi ESWL

Seperti yang telah disebutkan di atas, prosedur ESWL digunakan untuk mengobati penyakit batu ginjal. Batu ginjal ditandai dengan urine yang mengandung senyawa mineral yang mengkristalisasi atau menumpuk di dalam ginjal. Tumpukan mineral ini umumnya terbentuk dari kalsium, amonia, asam urat, atau sistein.

Faktor-faktor yang meningkatkan risiko seseorang menderita batu ginjal adalah:

  • Rendahnya asupan cairan di dalam tubuh karena pola minum air yang kurang baik.
  • Diet yang keliru.Pola makan dengan mengonsumsi protein, garam, atau gula secara berlebihan.
  • Gangguan penyerapan air dan kalsium.Penyakit radang usus, diare kronis, dan riwayat operasi lambung dapat mengganggu proses penyerapan air dan kalsium. Kondisi ini berisiko meningkatkan pembentukan batu ginjal.
  • Riwayat kesehatan keluarga.Seseorang yang memiliki keluarga dengan riwayat batu ginjal berisiko menderita penyakit yang sama.
  • Kondisi lain,seperti hiperparatiroidisme dan infeksi saluran kemih.
  • read more

    Januari 17, 2019

    Halo sahabat…
    Karena tanggung jawab di kantor terkadang kita tidak sempat untuk mengantar orang tua atau keluarga kita bertemu dengan Dokter padahal sudah saatnya kontrol.
    RS Pertamina Balikpapan punya solusi untuk ini yaitu HOME VISITE.
    Home Visite adalah salah satu terobosan untuk mempermudah pelayanan dengan mendatangkan Dokter ke rumah sahabat..
    Untuk informasi lebih lengkapnya, sahabat dapat menghubungi HOME CARE (WA) di 0811-542-773
    #WeMakeThingsHappen

    Oktober 29, 2018

    Oleh : Boni Simanjuntak

    Kondisi dimana kadar asam urat dalam darah meningkat lebih dari 7,0 mg/dl pada pria dan pada wanita 6,0 mg/dl disebut dengan hiperurisemia. Hiperurisemia dapat terjadi akibat meningkatnya produksi asam urat dalam darah ataupun menurunnya pembuangan asam urat, atau kombinasi dari keduanya. Hiperurisemia adalah gangguan metabolisme yang mendasari terjadinya gout.

    Sekarang kita akan membahas tentang diet makanan yang cocok bagi kita yang memiliki kadar asam urat tinggi atau diatas normal. Pada penderita asam urat harus melakukan diet rendah purin, dimana mengkonsumsi tinggi purin menyebabkan terjadinya peningkatan kadar asam urat. Kadar purin dalam makanan normal dalam sehari bisa mencapai 600-1000 mg, dan diet rendah purin dibatasi hanya 120-150 mg purin dan tidak melebihi makanan dengan kandungan purin >150mg /100gr. Menurut kementrian kesehatan RI, Makanan dan minuman yang sebaiknya dihindari dan dapat dikonsumsi bagi penderita asam urat terbagi menjadi 3 kelompok, yaitu;

    1. Kelompok 1 (kandungan purin tinggi, 150-800 mg purin/ 100 gr bahan makanan)
  • Otak, hati, jantung, ginjal, jeroan, ekstrak daging/ kaldu, bebek, ikan sarden, makarel, remis, ham, sosis
  • Selain makanan, minuman yang mengandung soda dan alkohol
  • Kelompok makanan dan minuman ini sebaiknya dihindari.
  • read more

    Oktober 25, 2018

    oleh dr. Boni Simanjuntak

    Jika mendengar namanya mungkin kita sudah tidak asing lagi, atau lebih sering didengar dengan nama kencing manis. Diabetes mellitus (DM) adalah suatu penyakit dimana tubuh seseorang tidak dapat mengendalikan kadar glukosa darah sehingga menyebabkan kadar glukosa darah meningkat. Diabetes melitus adalah penyakit yang sangat menakutkan karena mengarah ke komplikasi penyakit berat lainnya. Secara umum diabetes melitus terbagi menjadi dm tipe 1 dan dm tipe 2 perbedaannya, tipe 1 yang bergantung pada insulin (hormon pengatur gula darah) dimana dipengaruhi faktor keturunan dan banyak ditemukan pada anak-anak dan remaja. Sedangkan  tipe 2 dikarenakan hormon insulin tidak berfungsi semestinya dan ada juga jenis dm yang lain, yaitu dm dalam kehamilan. Sekarang kita akan membahas lebih dalam mengenai diabetes pada orang dewasa atau dm tipe 2.

    Diabetes Melitus tipe 2 disebabkan oleh faktor resiko misalnya misalnya kebiasaan merokok, aktivitas fisik yang kurang, konsumsi alkohol, dan obesitas. Namun dari semua itu ada faktor resiko yang tidak dapat dihindari yaitu faktor keturunan, menurut ADA (American Diabetes Association) resiko 40% terkena diabetes bila salah satu orang tua terkena diabetes dan resiko 70% bila kedua orang tua terkena diabetes. Selain itu jenis kelamin, dimana perempuan secara fisik wanita memiliki peluang peningkatan berat badan lebih besar daripada laki-laki serta umur >65% resiko diabetes 10-30%.

    Gejala umum atau tanda-tanda diabetes itu sendiri terbagi menjadi gejala klasik dan tidak,

    Gejala klasik disebut dengan 3P, yaitu:

    1. Poluri atau sering buang air kecil terutama pada malam hari
    2. Polidipsi atau sering merasa haus sehingga selalu ingin minum
    3. Polifagi atau sering merasa lapar

    Sedangkan gejala yang tidak klasik seperti kesemutan, badan terasa lemas, luka yang sukar sembuh serta penurunan berat  badan yang tidak jelas penyebabnya.

    Hal yang harus kita lakukan agar kita dapat mencegah terkena penyakit DM, mudahnya jangan sering mengkonsumsi makanan yang manis terutama makanan dan minuman kemasan (bukan berarti tidak boleh makan manis, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia per orang dalam per hari batas konsumsi gula yaitu 50 gr atau setara dengan 5-9 sendok teh), rutin berolahraga, WHO menyarankan orang usia dewasa melakukan olahraga minimal dengan waktu 150 menit dalam seminggu, rajin mengkonsumsi sayur dan buah serta tidak merusak badan dengan merokok dan konsumsi alkohol.

    Bagi para penderita DM harus selalu rajin mengkonsumsi obat untuk mengontrol kadar gula darah, DM merupakan suatu penyakit yang tidak bisa disembuhkan tapi dapat dikontrol. Selain dengan obat-obatan rutin, anda juga wajib untuk menjalani tekhnik pengendalian diet yang ketat, teratur dan terus menerus. ingat untuk mengontrol dan mengurangi jumlah asupan kalori, makan dengan porsi kecil, pilih makanan tinggi serat dan protein, olahraga yang cukup, dan atur pola tidur sehat, serta mengontrol berat badan. Hal ini harus dilakukan agar tidak mengarah ke penyakit komplikasi seperti katarak, stroke, serangan jantung, gagal ginjal, disfungsi ereksi pada pria dan lainnya

    Bila sudah merasakan adanya gejala seperti penjelasan diatas sebaiknya segera melakukan pemeriksaan ke dokter untuk berkonsultasi ataupun untuk dilakukan pemeriksaan lanjut untuk mengetahui apakah terjadi masalah kadar gula dalam darah.

    Posted in Artikel by rspb