Galakkan Gaya Hidup Bebas Stroke

Mei 18, 2017

Oleh : Dr. Fajar Rudy Qimindra Sp. S

 

Orang sering membicarakan penyakit stroke, bukan saja dari kalangan kedokteran tetapi juga masyarakat luas. Penyakit ini menyerang semua kalangan masyarakat mulai dari pejabat tinggi, eksekutif, pedagang, maupun masyarakat biasa.

Tingginya angka kejadian bisa dilihat di rumah sakit pada bagian bangsal penyakit saraf, lebih dari setengahnya adalah penderita stroke . Stroke ini juga menjadi pembunuh no. 3 setelah penyakit jantung dan keganasan. Selain kematian, yang perlu diperhatikan juga adalah tingginya angka kecacatan dan biaya yang dikeluarkan .

Secara sederhana stroke adalah gangguan fungsi otak baik lokal maupun menyeluruh, yang timbul mendadak dan berlangsung selama lebih dari 24 jam yang disebabkan oleh kelainan peredaran darah otak.

Kalau diuraikan lebih luas mengandung empat hal :

  1. Gangguan fungsi otak lokal maupun global. Kerusakan bagian tertentu otak mengakibatkan gejala dan tanda yang menggambarkan gangguan fungsi dari otak tersebut. Misal stroke yang mengenai bagian otak yang menggerakan lengan dan kaki maka tentu bagian tersebut akan mengalami kelumpuhan.
  2. Timbulnya mendadak. Serangan bisa terjadi setiap saat, dengan gejala yang berangsur-angsur menjadi berat dalam beberapa menit, jam dan hari. Ataupun langsung menjadi berat. Sehingga stroke disebut juga brain attack (serangan otak).
  3. Lama serangan lebih dari 24 jam.
  4. Gangguan peredaran darah otak. Gangguan peredaran darah pada otak ini bisa disebabkan oleh karena sumbatan ataupun pecahnya pembuluh darah otak.

Ada dua golongan besar dari stroke yaitu stoke perdarahan yang diakibatkan pecahnya pembuluh darah dan stroke iskemik atau stroke kekurangan darah yang diakibatkan oleh pembuluh darah yang tersumbat.

Gejala stroke baik stroke perdarahan maupun sumbatan bisa dilihat dari fungsi otak sebagai pusat segala kegiatan tubuh. Fungsi tersebut seperti : gerak, berpikir, berbicara, emosi, menulis melihat, mendengar dan lain-lain. Sehingga gejala yang muncul tergantung dari bagian otak yang mana terjadi kerusakan. Penurunan kesadaran,lumpuh sebelah, bicara pelo, sulit bicara, kepala pusing, penglihatan kabur adalah sebagian dari gejala yang nampak.

Melihat angka kematian, kecacatan, dan biaya maka penting rasanya memperhatikan beberapa faktor resiko sehingga bisa mencegah terjadinya serangan.

Faktor resiko tersebut bisa dibagi menjadi:

  1. Faktor resiko yang tidak dapat diubah seperti: usia, jenis kelamin, keturunan, dan ras.
  2. Faktor resiko yang dapat diubah/ dikendalikan seperti penyakit darah tinggi, penyakit jantung, kencing manis, kebiasaan merokok, alkohol, kegemukan, diet tinggi lemak, dan kurangnya gerak dari tubuh.

Melihat banyaknya faktor yang bisa diubah dan dikendalikan rasanya timbul optimisme untuk menurunkan angka penyakit stroke. Faktor- faktor tersebut banyak berkaitan dengan gaya hidup sehari–hari.

Beberapa tips yang bisa kita lakukan untuk mencegah terjadinya stroke dan mengurangi faktor resiko adalah :

  • Mengontrol tekanan darah secara rutin. Bagi yang sudah menderita hipertensi caranya dengan diet rendah garam dan minum obatnya secara rutin.
  • Mengontrol penyakit kencing manis dengan baik. Dari sebuah studi menunjukan penderita kencing manis mempunyai resiko dua hingga tiga kali lebih besar untuk mengalami stroke.
  • Mengontrol terjadinya kenaikan lemak darah. Peningkatan kadar kolesterol memberikan efek yang bermakna untuk terjadinya penyakit stroke.
  • Mencegah dan menghentikan kebiasaan merokok dan minum alkohol yang berlebihan.
  • Menghindari kegemukan dengan mengatur diet makanan.
  • Olah raga yang teratur
  • Tetap melalukan kontrol rutin ke dokter.

Dari uraian di atas sudah saatnya semua lapisan masyarakat mengkampanyekan “Gaya Hidup Bebas Stroke”.

Posted in Artikel by admin